Lafal Niat Sholat Tahajud 2 Rakaat


Niat sholat tahajud merupakan salah satu rukun sholat pada sholat tahajud. Artinya jika sholat tahajud kita tanpa atau melewatkan niat tahajud, maka sama saja dengan tidak melakukan tahajud. Itulah yang membedakan mana perbuatan syari'at dan mana perbuatan adat. Dengan niat, sebuah amalan menjadi bernilai plus yakni dengan adanya pahala.

Karena termasuk rukun, maka tidak jadi sholat tahajud apabila tidak diawali dengan niat. Sama halnya dengan orang kafir tapi melakukan amalan puasa Ramadhan, maka tidak jadi puasanya sebab dia harus Islam dulu. Adapun amalan puasanya hanya bermanfaat di dunia saja, misalnya hanya untuk kesehatannya.

Mengapa Saya mengambil judul niat sholat tahajud 2 rakaat. Sebab sholat malam itu baiknya dilakukan 2 rakaat-2 rakaat. Walaupun Anda mau melakukan sholat tahajudnya 12 rakaat, maka afdolnya dilakukan 2 rakaat 2 rakaat. Dengan demikian, maka niat sholat tahajudnya pun tentunya harus dengan lafal yang menunjukkan 2 rakaat, bukan 4 rakaat.

Tentang masalah lafal niat sholat tahajud, hal ini memang selalu dipermasalahkan oleh orang-orang yang katanya ingin kembali kepada Al Quran dan Hadits. Lantas dengan entengnya mereka membid'ahkan pendapat para ulama dan orang-orang yang selalu membaca lafal niat sholat tahajud atau sholat lainnya.

Bahkan Saya merasa heran jika dia membid'ahkan seperti itu, sementara dia sendiri ketika mau niat puasa Ramadhan, ramai-ramai juga ikut niat puasa secara berjama'ah. Ini kan kasusnya sama. Mengapa buat lawan bicara menjadi bid'ah, sementara buat dia sendiri tidak bid'ah ?

Dalam kitab fiqih dari ulama kalangan mazhab Syafi'i yang Saya baca disebutkan bahwa niat itu di dalam hati. Entah itu niat mau sholat, wudhu, puasa, mandi, semuanya di dalam hati. Maksudnya, niat yang dianggap sah dan jadi itu memang betul hanya di dalam hati.

Namun berdasarkan pendapat para ulama, ternyata niat yang dilisankan atau dilafalkan itu bisa membantu hati fokus dengan apa yang diniatkan. Mengapa ? Karena kondisi hati manusia itu berbeda-beda, ada yang bisa fokus dengan hati saja, namun ada juga yang baru bisa fokus apabila disertai dengan ucapan.

Karena itulah, para ulama kalangan mazhab Syafi'i menyatakan bahwa membaca niat saat melakukan ibadah termasuk sholat tahajud, maka hal itu disunatkan jika membatu kefokusan dan kekhusyuan niat itu, namun demikian, niat yang hanya dilisan saja tanpa niat di hati, maka niatnya tidak jadi. Jadi dalam fiqih mazhab Syafi'i, pelafalan niat hanya sebagai penyempurna rukun saja karena niat yang pokok adalah tetap di dalam hati.

Untuk masalah cara niat sholat tahajud, maka kita harus tahu dulu derajat sholat tahajud. Sholat tahajud itu hukumnya sunat dikerjakan setelah bangun tidur malam. Artinya bahwa sholat sunat ini mempunyai waktu.

Karena sholat tahajud terkait dengan waktu, maka unsur yang harus ada dalam niat adalah 2 yakni qasdu dan ta'yin. Hal ini dijelaskan dalam Kitab Nihayatuz Zain karya Imam Nawawi Al Bantani, halaman 55-56 tentang kaidah niat. Jika Anda mau memperdalam, silahkan beli kitabnya dan kaji pada orang yang bisa Bahasa Arab atau kaji sendiri jika Anda ada dasar dalam membaca kitab-kitab berbahasa Arab. Saya sendiri berusaha menggunakan referensi berbahasa Arab dengan penulis yang jelas aqidah dan keturunannya, gurunya dan tahu biografinya, untuk menulis di blog ini, tidak mengambil dari blog orang yang juga hasil membaca di blog lain tanpa ada sumber referensi sama sekali.

Kembali ke tema awal, jadi bagaimana cara niat sholat tahajud yang benar. Tadi Saya sebutkan bahwa ada 2 unsur yang harus dipenuhi jika berniat sholat tahajud, yakni qasdu dan ta'yin. Qasdu adalah menyengaja atau memaksud akan melakukan sholat tahajud. Dalam qasdu ini Anda sudah tahu bagaimana gambaran pekerjaan yang akan dilakukan yakni berupa rukun-rukun sholat dari semenjak niat sampai salam.

Dan pengejewantahan qasdu ini bisa dibantu dengan pelafalan atau lafadz USHOLLII artinya Saya bermaksud melakukan sholat. Ketika Anda membaca USHOLLII, maka hadirkan dalam hati Anda bahwa Anda akan melakukan sholat lengkap dengan rukun sholat yang jumlahnya 17 rukun.

Unsur niat lain yang harus ada pada niat sholat tahajud adalah ta'yin. Ta'yin ini tujuannya adalah membedakan antara shola yang satu denga yang lainnya. Membedakannya ini bisa oleh waktu atau sebab. Karena dalam hal ini sholat tahajud, punya waktu khusus dalam melakukannya yakni setelah bangun tidur, maka ta'yinnya adalah waktu setelah bangun tidur. Berbeda jika Anda melakukan sholat tahiyyatul masjid, maka ta'yinnya adalah bukan waktu tapi sebab. Sebab yang membuat Anda melakukan sholat tahiyyatul masjid adalah 'masuknya Anda ke mesjid'.

Untuk pengejewantahan ta'yin ini dalam sholat tahajud, ulama mempermudahnya dengan lafadz TAHAJJUDI atau SUNNATAT TAHAJJUDI, artinya Anda berniat akan melakukan sholat tahajud. Ketika Anda membaca lafadz ini, maka Anda harus menghadirkan bahwa Anda melakukan sholat sunat tahajud ini pada batasan waktu setelah bangun tidur ba'da isya sampai sebelum terbit fajar.

Dengan demikian bacaan niat sholat tahajud yang paling minim adalah USHOLLI SUNNATAT TAHAJJUDI. Lalu para ulama menyempurnakan dengan lafadz-lafadz lain dengan menambahkan lafadz RAK'ATAINI MUSTAQBILAL QIBLATI ADAA-AL LILLAAHI TA'AALA seperti yang dibahas di kitab tersebut.

Maka jangan heran jika Anda menemukan sebagian orang yang ketika akan sholat, namun niatnya agak lama, maksudnya membaca takbirnya panjang sekali. Itu karena mereka berusaha ingin menghadirkan niat sholat secara sempurna sesuai dengan kaidah niat yang telah ditulis dalam kitab-kitab fiqih.

Jelas, jika Anda membaca kitab hadits (matannya) saja, Anda tidak akan menemukan penjelasan seperti itu. Di dalam hadits hanya ditemukan globalnya saja. Maka tidak bijak jika tidak ditemukan detailnya di dalam hadits, sementara di dalam kitab-kitab fiqih sudah termaktub, lalu ada yang menyebutkan bid'ah.

Betul, Al Quran dan Hadits adalah pedoman utama. Tapi jika kita menemukan masalah yang belum terpecahkan dalam Al Quran dan Hadits, mengingat keduanya lebih bersifat global, lalu apakah jika kita bertanya pada ulama, membaca kitab-kitab ulama, lalu mengikutinya, dikatakan bid'ah ?

Bukankah Al Quran sendiri dan Nabi Muhammad yang menyuruh kita untuk bertanya kepada ahli ilmu jika solusinya tidak ditemukan di dalam keduanya ? Saya tak ingin berdebat, Saya hanya ingin mengingatkan bahwa sumber hukum Islam itu ada 3 yakni Al Quran, Sunnah dan Ijma para ulama. Wallahu a'lam.


Tag : sholat tahajud
Back To Top