Buku Tuntunan Shalat NU


Ada banyak buku tuntunan shalat NU yang beredar di masyarakat,baik yang berbentuk buku saku sehingga praktis di bawa ke mana-mana maupun dalam bentuk buku standar biasa. Umumnya buku ini diterbitkan oleh pesantren-pesantren berbasis NU lalu diedarkan kepada para santri, alumni maupun simpatisan.

Contoh buku tuntunan shalat NU yang beredar di masyarakat dan banyak dijual di toko online antara lain :

Buku Tuntunan Shalat Untuk Warga NU dan Dalil-Dalilnya

Penulis : KH. M. Sholeh Qosim, M.Si, A. Afif Amrullah, M.EI

Buku Tuntunan Shalat NU

Buku ini menjelaskan secara rinci hal-hal apa saja yang berhubungan dengan shalat. Di dalamnya terdapat dalil-dalil baik Al-Qur'an, Hadits maupun kitab-kitab yang ditulis oleh para ulama.

Kami tulis cuplikan kata pengantar dari buku tersebut :

Saya minta kepada Kiai Sholeh Qosim untuk menyusun buku tuntunan ibadah shalat (mulai wudlu, tayamum dan berjamaah) untuk warga NU disertai dengan dalil dan gambar, sebagaimana yang disampaikan dalam diklat-diklat shalat sempurna seperti Nabi SAW.

(KH. Abdul Manan A. Ghani - Ketua LTM-PBNU)

Beberapa tahun ini banyak kelompok yang mempertanyakan dalil amaliah kita, termasuk masalah wudlu dan shalat. Maka terbitannya buku seperti ini sangat dibutuhkan untuk memastikan bahwa ibadah para kiai dan santri nahdliyin sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadits Rasulullah SAW.

Pesan saya, walaupun buku ini telah dilengkapi dengan dalil dan gambar, sepatutnya tetap belajar kepada para guru atau kiai yang betul-betul kiai, seperti dawuh Hadhratus Syaikh:

Ilmu adalah agama, hakikat shalat juga agama, perhatikan dari siapa kalian memperoleh ilmu itu, dan bagaimana kalian memunaikan shalat, karena kelak kalian akan ditanya (tentang semua itu), janganlah menimba ilmu kecuali dari ahlinya, yakni seorang yang adil (tsiqah) dan bertakwa kepada Allah.

(Risalah Ahlus sunnah Wal Jama’ah: hal 32-33, dalam Irsyad as-Syari).

Dengan begitu ilmu yang didapat, dari guru yang pernah mengaji langsung dari gurunya, seterusnya bersambung pada pengarang. Sedangkan pengarang dari para ulama, tabi’in, sahabat, sampai kepada Rasulullah SAW dan keluarganya. Tradisi semacam ini memiliki sanad yang dapat dipertanggung jawabkan, baik secara ilmiah juga di hadapan Allah SWT.

(KH. Abdul Muchit Muzadi - Mustasyar PBNU)

Alfaqir sangat bergembira dan bersyukur kehadirat Allah SWT serta mendukung. Alfaqir juga berdoa semoga buku yang sangat berharga ini bermanfaat, kiranya di dunia dan akhirat bagi penulis, pembaca, dan penggunanya.

(KH. M. Bashori Alwi Mustadho - Penasehat JQH PBNU)

Buku kecil ini mencoba menggabungkan Qouly Fiqh NU dengan Fiqh Manhajy. Dengan menampilkan ibaroh kitab mu'tabaroh dipadukan dengan tambahan dalil-dalil yang diperlukan. Ini memang rintisan yang sangat berat, tetapi benar-benar mulia.

(Prof. Ahmad Zahro, MA)

Buku Tuntunan Shalat NU

Sebagaimana telah dijelaskan dalam buku Pedoman Sholat Warga NU dan Dalilnya, sholat secara harafiah berarti doa. Sedangkan menurut istilah adalah ibadah yang terdiri dari perbuatan dan perkataan yang dimulai dari takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam.

Dalam shalat ada syarat yang harus kita penuhi. Diantaranya adalah syarat-syarat shalat wajib, syarat sahnya shalat, dan syarat diterimanya shalat. Ini adalah hal pertama yang harus diperhatikan ketika akan berdoa. (hal: 34-35)

Yang perlu diperhatikan di sini adalah bahwa shalat itu wajib, sah, sampai shalatnya diterima. Misalnya syarat wajib shalat sudah kita penuhi, belum tentu shalat kita sah. Keabsahan shalat juga harus diperhatikan. Selanjutnya syarat wajib dan syarat sah telah terpenuhi, belum tentu shalatnya juga diterima.

Karena masih ada syarat diterimanya doa. Intinya, tiga itu yang harus diperhatikan. Apa saja syarat shalat wajib, sah shalat, dan diterima shalat?

Syarat-syarat shalat wajib, sahnya shalat, dan diterimanya shalat ini banyak sekali yang harus kita pelajari dan tidak mungkin saya jelaskan secara rinci dalam artikel ini yang hanya beberapa kata saja. Maka tidak salah jika saya katakan membaca buku Bimbingan Sholat Warga NU dan Dalilnya.

Dalam kitab tersebut dijelaskan secara rinci hal-hal apa saja yang berhubungan dengan shalat. Di dalamnya terdapat dalil-dalil baik Al-Qur'an, Hadits maupun kitab-kitab yang ditulis oleh para ulama.

Hadirnya buku karya KH M Sholeh Qosim, MSi dan A Afif Amrullah, M.EI ini juga menjawab pertanyaan yang dilontarkan beberapa kalangan umat Islam. Karena akhir-akhir ini ibadah kita khususnya sholat mulai dipertanyakan dalilnya.

Kehadiran kitab memperjelas kebenaran atau keabsahan ibadah kita. Mengenai qanut yang sangat kontroversial di kalangan umat Islam, juga dibahas dengan sangat rinci dalam buku setebal 187 ini. Membaca kitab, qanut sebagai doa yang dibaca setelah i'tidal tidak perlu dipersoalkan sunnahnya. Semuanya telah dijelaskan.

Membaca bukunya mencerminkan sifat kehati-hatian dalam mengambil dalil-dalil baik Al-Qur'an maupun Hadits. Hadist Nabi Muhammad SAW : Sholatlah sebagaimana kamu melihatku sholat. (HR.Bukhori). Yang jelas kalau kita shalat harus sama dengan shalat Nabi Muhammad.

Masalahnya, seperti apa salat Nabi itu? Anda harus membaca buku tersebut karena selain menjelaskan doa, juga disertai gambar-gambar tata cara pelaksanaannya. Selain itu juga dijelaskan ibadah yang berkaitan dengan shalat, seperti wudhu, tayammum, dan dzikir.

Dan, saya percaya seperti dalam kitab doa Nabi Muhammad itu. Membaca judul buku tersebut, yang terlintas di benak kita adalah gambaran salat Nahdliyyin. Tapi itu hanya judul bukan pembatas. Menurut laman NU (https://www.nu.or.id/post/read/54629/buku-shalat-pedoman-umat), buku ini cocok dibaca oleh siapa saja, termasuk warga Muhammadiyah dan seluruh umat Islam. Buku tersebut adalah Panduan Buku Sholat Umat.

Demikianlah sedikit ulasan buku bacaan sholat NU dan Muhammadiyah pun bisa menggunakan buku ini. Demikian juga kelompok lain yang merasa cocok dengan NU. Buku ini sudah dilengkapi dengan bacaan shalat juga hadist tentang sholat.



Tag : Shalat NU, Tuntunan Shalat
Back To Top